Sabtu, 24 Februari 2024 sesuai jadwal yang ditetapkan, telah dilakukan Visitasi Perizinan Pelayanan Dialisis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rubini Kabupaten Mempawah, oleh Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dan Pernefri.

Visitasi diawali dengan pertemuan Tim Visitasi dengan pihak manajemen RSUD dr. Rubini Mempawah bertempat di Gedung C Ruang Rapat lt. 3. Acara di mulai dengan pembukaan dan kata sambutan oleh Direktur RSUD dr. Rubini, David V.P Sianipar, M.Kes kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan penjelasan teknis dari tim Visitasi ibu Ratih Dwi Lestari, S. Kep, MARS.

Direktur RSUD dr. Rubini menjelaskan bahwa ide untuk membuka layanan Hemodialisis (Cuci darah) sudah di rencanakan dua tahuan yang lalu, sesuai dengan arahan ibu Bupati Kabupaten Mempawah untuk membuka layanan Hemodialisa, dengan harapan masyarakat Mempawah tidak perlu lagi di Rujuk ke RS lain.

Pelayanan Hemodialisa

Hemodialisis (Cuci Darah) adalah sebuah proses penyaringan atau pemisahan darah dari toksin, dengan menggunakan alat/membran semipermeabel buatan (disebut : dialiser) yang bertujuan untuk :

  • Menghilangkan limbah dan racun, seperti urea, dari darah.
  • Mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit dalam darah.
  • Menghilangkan kelebihan cairan dari dalam tubuh.

Gagal Ginjal Akut adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadinya mendadak oleh suatu sebab yang mendadak (misal : dehidrasi, perdarahan, tekanan darah yang sangat rendah, gagal jantung yang berat). Umumnya fungsi ginjal akan membaik kembali bila cepat dilakukan penanganan tepat. Sedangkan Gagal Ginjal Kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama (berbulan-bulan sampai tahunan), umumnya fungsi ginjal tidak dapat kembali lagi secara normal.

Keluhan Gagal Ginjal Kronik bermacam-macam, antara lain lemah, letih, lesu, sesak napas, nafsu makan menurun, mual, muntah, perdarahan saluran cerna, mimisan, perdarahan gusi, kesemutan, kejang otot, jumlah / volume air kencing 24 jam menurun dan sebagainya. Penyebab Gagal Ginjal Kronik diantaranya adalah glomerulonefritis kronik (radang pada ginjal), infeksi saluran kencing kronik, kencing manis, tekanan darah tinggi, batu ginjal, penggunaan obat-obat rematik yang lama, penyakit lupus, dll.

Baik kondisi Gagal Ginjal Akut maupun Gagal Ginjal Kronik dapat menyebabkan pasien kehilangan kemampuan untuk menyaring dan membuang racun serta kelebihan cairan dari dalam tubuh, sehingga diperlukan tindakan hemodialisis.Pada gagal ginjal akut umumnya memerlukan tindakan hemodialisis sebagai terapi suportif yang bersifat sementara karena fungsi ginjal bisa kembali ke normal. Akan tetapi pada gagal ginjal kronik memerlukan tindakan hemodialisis seumur hidup sebagai terapi pengganti ginjal kecuali bila dilakukan operasi cangkok ginjal untuk mengganti ginjal yang rusak.

 

Untuk menjalani hemodialisis, pembuluh darah pasien dihubungkan ke dialiser. Secara perlahan darah pasien dipompa keluar dari dalam tubuh dan masuk ke dalam dialiser, dimana semua racun dan kelebihan cairan dibuang.Darah yang sudah dibersihkan kemudian masuk kedalam sebuah tabung untuk dipompa masuk kembali kedalam tubuh pasien melalui pembuluh darah.

Sebelum perawatan dimulai, dokter akan membuat sebuah jalan di mana darah bisa mengalir masuk dan keluar dari tubuh pasien selama sesi dialisis (akses dialisis). Jenis akses dialisis bergantung pada seberapa cepat pasien perlu memulai hemodialisis.

Idealnya tindakan hemodialisis dilakukan semingga 2-3 kali. Penundaan hemodialisis dapat berisiko terjadi komplikasi seperti penumpukan cairan pada paru, kejang-kejang, penurunan kesadaran, gangguan elektrolit yang berat, perdarahan saluran cerna, gagal jantung bahkan bisa terjadi kematian.